Sebagaimana ditulis Independent, Kamis 6 Maret 2014, rencana itu bisa terwujud setelah NASA mendapatkan dana US$ 17,5 miliar, setara Rp 203,4 triliun, dari pemerintah federal AS untuk anggaran 2015. Disebutkan bahwa dana akan digunakan untuk persiapan misi ini. NASA berambisi mengamati sampel pada lautan dalam Europa.
Para ilmuwan meyakini bahwa bagian luar es Europa, memiliki kandungan lautan besar yang hampir dua kali lipat dari kandungan air di Bumi. Peneliti juga meyakini di bagian bawah es Europa terdapat kemungkinan kehidupan organisme.
Pancaran air
Dugaan ini diperkuat dengan pengamatan Teleskop Hubble pada akhir tahun lalu, yang menunjukkan adanya pancaran air besar, dengan tinggi sekitar 200 Km, yang memancar dari Kutub Selatan Europa.
Pancaran itu diperkirakan akan mempermudah Europa Clipper, pesawat antariksa NASA untuk misi ke Europa. Pesawat itu bisa terbang di atas pancaran air ini dan leluasa mengumpulkan sampel dari bagian dalam Europa.
"Europa merupakan misi yang sangat menantang pada lingkungan radiasi yang sangat tinggi. Ada banyak yang harus dilakukan untuk mempersiapkan itu," ujar Beth Robinson, Direktur Keuangan NASA, seraya menyebutkan peluncuran misi dijadwalkan pertengahan 2020 mendatang.
0 komentar:
Post a Comment